-Untuk menghitung kecepatan, data yang dibutuhkan adalah jarak yang ditempuh dan waktu tempuhnya.-
Titus adalah seorang pelari cepat. Setiap hari dia berlatih bersama Pak Mardi, pelatihnya. Jarak yang ditempuh Titus setiap latihan adalah seratus meter, dua ratus meter, dan empat ratus meter, dengan waktu tempuh yang bervariasi. Untuk mengukur waktu lari Titus, Pak Mardi menggunakan stopwatch.
Sore itu, seperti biasa di lapangan, Pak Mardi menemani Titus berlatih. Sudah kali ketiga Titus berlari, Pak Mardi menunggu di garis finish.
“Ayo semangat, Tus! Kamu harus bisa memecahkan rekor waktu sebelumnya supaya bisa ikut Pekan Olah Raga Daerah, beberapa hari lagi,” kata Pak Mardi memberi dukungan.
Sampai di garis finish, Titus segera menghampiri Pak Mardi. “Berapa kecepatan lari saya, Pak?” tanya Titus.
“Ini catatan waktunya,” kata Pak Mardi sambil menunjukkan selembar kertas berisi waktu yang ditempuh Titus ketika berlari. “Ayo kita hitung kecepatannya bersama-sama,” lanjutnya sambil mencari tempat untuk berteduh.
“Untuk menghitung kecepatan, kita harus tahu jarak yang ditempuh dan waktu tempuhnya. Seperti yang ada di daftar ini.
Setelah datanya tersedia, kita gunakan rumus untuk menghitung kecepatan, sebagai berikut.” Pak Mardi membuat coretan di bagian kosong kertas.
Dengan rumus yang ditunjukkan Pak Mardi, mereka mulai menghitung kecepatan lari Titus. “Nah, sekarang ketemu kan, kecepatan larimu.
Di jarak 100 meter, dengan waktu tempuh 50 detik, kecepatannya 2 m/detik.
Di jarak 200 meter, dengan waktu tempuh 80 detik, kecepatannya 2,5 m/detik.
Di jarak 400 meter, dengan waktu tempuh 210 detik, kecepatannya 1,9 m/detik.
Kecepatan paling tinggi sementara adalah 2,5 meter/detik. Itu artinya, setiap satu detik kamu berhasil menempuh jarak 2,5 meter. Bagaimana, apa kamu sudah puas dengan hasilnya?” tanya Pak Mardi.
Titus terdiam sebentar, lalu berkata, “Kabarnya, Malin, juara pertama dari kota sebelah, mencetak waktu 35 detik di jarak 100 meter.”
“Kamu bisa hitung juga kan, kecepatannya?” sela Pak Mardi.
Titus mulai mencoret-coret di kertas kosong. “Kecepatan = jarak dibagi waktu = 100/35 = 2,85 m/detik.”
“Betul sekali! Pintar kamu, Tus,” sahut Pak Mardi.
“Wah cepat juga, ya. Tapi tidak terlalu jauh dengan kecepatan lari saya. Kalau begitu, saya harus bisa berlari di jarak 100 meter dengan kecepatan kurang dari 35 detik, supaya bisa melebihi kecepatan lari Malin, ya Pak?” tanya Titus.
“Iyak, betul. Caranya bagaimana?” Pak Mardi memandangi Titus meminta jawaban.
“Semakin rajin berlatih dan tambah semangat, Pak!” Titus berseru dengan lantang sambil berlari meninggalkan Pak Mardi ke arah lapangan. Melanjutkan latihannya dengan penuh semangat.
Pak Mardi mengepalkan tinjunya ke udara. Di wajahnya tampak sesungging senyum bangga melihat anak didiknya yang giat berlatih.
***SELESAI***
hihi....harus diet nih biar bisa ngalahin kecepatan larinya Titus sama malin. thankyou mba Octa for sharing. lumayan nih buat ngasah otak emak2 kayak saya.
ReplyDeleteHehe.. Sama-sama, Mbak. ππ½
Deletesellau suka dengan ceritanya, matematika memang menarik ya jika dibuat cerita
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak.. ππ½
DeleteSuka kata-kata Titus “semakin rajin berlatih dan tambah semangat”π€©. Menarik banget belajar matematika sambil cerita beginiπ
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak.. ππ½
DeleteIni nih yang saya suka, secara tidak langsung kita memberikan tugas ke anak ya mbak biar mereka hitung sendiri, keren nih mbak octa, kognitifnya dapaet, psikomotoriknya dapet, afektifnya juga dapet, wah...keren, mbak octa guru matematika kelas berapa mbak?
ReplyDeleteBukan guru, Mbak. Suka matematika dan sains aja. Kebetulan dulu kuliah sambil ngelesin.. Terus sekarang pengen nyicil ngarsipin ilmu.. π
Deletebisa dijadiin strategi nih klo mau buru2 ke tempat tujuan biar gak telat hitung2 dulu kecepatannya. heee
ReplyDeleteHihi.. Sebelum jalan ngitung dulu, ya Mbak..
DeleteKece ini, Mba. Selain belajar hitungan ternyata bisa jadi strategi taklukkan lawan. Selalu menunggu cerita matematika Mba Octa :)
ReplyDeleteMakasi, Mbak Nia.. ππ½
ReplyDeletecerita yang penuh arti, ringan dibaca dan mengandung hikmah mendalam. baca cerita ini sekaan terbawa di dunia nyatanya
ReplyDeleteBelajar fisika dengan visualisasi yang unik dan gaya bercerita yang ringan,membuat yang membaca seakan sedang membaca sebuah cerpen fisikaππ.
ReplyDeleteSuka banget dengan pembahasan dari Kak Octa. Setiap pelajaran menjadi menyenangkan. Bekal banget untuk memberikan kenyamanan belajar bagi anak².
ReplyDeleteMakasih artikelnya Mba.. bagus banget, penerapan fisika melalui bentuk cerita, memudahkan anak (dan saya) bisa lebih memahami materi kecepatan.
ReplyDeleteKeren. Apalagi endingnya Titus disuruh rajin berlatih dan tambah semangat. Yang baca juga jadi semangat, hihihi.
ReplyDeletecerita kaka ga pernah salah , selalu bagus dan menyenangkan untuk anak2
ReplyDeletedengan perhitungan ini, kita bisa memperkirakan waktu tempuh ya mbak, selama tahu berapa kecepatan yang akan digunakan
ReplyDeleteKalau ada kayak gini, bisa ngajari anak sambil cerita atau dongeng. Pastinya ga boses karena ga melulu dihadapkan pada angka
ReplyDeletehebaattt titus berlari pake strategi π suka banget ceritanya mba, semoga makin banyak cerita kayak begini biar matematika gak jd momok
ReplyDeleteKombinasi pelajaran olahraga dan matematika yang menyenangkan, ya. Anak-anak bisa makin terpacu buat mengejar garis finish dengan lebih cepat, dan belajar matematikanya pun jadi lebih bersemangat. Kira-kira bakal penasaran menghitung kecepatan apalagi, ya?
ReplyDeleteWah, senangnya baca blog ini. Salam kenal, Kak
ReplyDelete