Ini adalah tahun ke empat, anak-anak saya mengikuti olahraga panahan secara serius. Dulu, waktu masih kecil, pernah belajar memanah, tapi hanya sekadar untuk senang-senang saja. Ketika kemudian anak-anak sendiri yang meminta, dan dirasa mereka sudah mulai bisa mempertanggungjawabkan permintaannya - dalam artian meminta sesuatu, maka harus serius mendalaminya - akhirnya dicarikan klub sekaligus mentor yang sekiranya cocok dengan kepribadian anak-anak.
Usia anak saya 9 tahun ketika serius memulai olahraga ini. Lanjut disusul kembarannya setengah tahun kemudian. Kurang lebih tiga bulan pertama, mereka harus belajar menyesuaikan teknik dengan busur yang nantinya akan dipakai dengan menarik karet atau busur kosong. Bosan? Jangan ditanya… melihat temannya yang sudah berdiri gagah di depan target untuk melepas anak panah, tentu mereka mengeluh ingin segera boleh memanah. Tapi tahapan ini penting untuk menyiapkan otot-otot yang nantinya akan digunakan untuk memanah. Jadi, sebaiknya jangan di-skip, ya..
Setelah dirasa teknik cukup mapan, mulailah menggunakan busur dengan anak panah. Jarak tembak awal hanya 10 meter, nanti… nanti setelah sudah mulai bisa grouping, baru naik di jarak 20 meter dan seterusnya.
Dengan anak-anak yang menyukai olah raga panahan, mau tidak mau orang tua juga harus mengerti sedikit banyak tentang tekniknya, cara kerjanya, berbagai macam aksesorisnya, dan lain-lain, untuk mendukung anak-anak, ya kan? Paling tidak, kalau diajak ngobrol jadi nyambung. Mosok anak curhat, orang tua cuma iya-iya aja, kan kurang asik jadinya…
Mulai deh, saya baca-baca beberapa artikel yang dirasa tidak terlalu berat untuk saya pahami mengenai olah raga ini. Dan secara kasat mata kelihatan dong ya, kalau ada beberapa hukum fisika yang bekerja ketika seseorang memanah.
Nah, ini nih, laporan hasil bacaan dan pandangan mata dari emak awam demi memahami kegemaran anak-anaknya.
1. Panahan adalah cabang olah raga yang menggunakan akurasi sebagai unsur utama yang harus dimiliki setiap atlet. Selain keakuratan dan insting, ada hukum fisika yang bekerja ketika seorang pemanah menarik busurnya untuk melepaskan anak panah.
2. Dalam panahan, ada istilah Archer’s Paradox, yaitu fenomena ketika anak panah dilepaskan ke arah kiri atau kanan keluar target, tapi akan kembali ke arah lurus target. Tentang Archer’s Paradox ini kita bahas lain waktu, ya… semoga tidak lupa… ^^
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berada di posisi memanah:
a. Poros Gerak dalam Panahan
Mekanika gerak yang terkait dalam panahan ada dua poros, yaitu poros I dan poros II.
Poros I adalah sikap bahu dan sikap lengan penahan busur satu garis lurus.
Poros II adalah posisi panah dan lengan penarik satu garis lurus.
b. Hukum Newton I (Kelembaman)
Sifat benda pada hukum ini cenderung mempertahankan keadaannya semula dengan sifat kelembaman atau kadar inersia yang sama.
Hukum kelembaman ini diterapkan dari sikap set-up, ketika mulai menarik. Tapi ada yang menyebutkan kalau Hukum ini mulai berlaku ketika dalam posisi holding untuk akhirnya melepaskan anak panah, dimana pemanah membutuhkan transfer ketegangan yang memungkinkan dari lengan atas dan tangan penarik ke otot bagian belakang.
c. Hukum Newton II (Percepatan)
Percepatan yang diterima sebuah benda, berbanding lurus dengan kecepatan yang menyebabkannya.
Hukum ini menerapkan momen dari mulai menarik busur. Jadi sebetulnya akan lebih baik jika bisa menarik cepat, dalam garis lurus.
d. Hukum Newton III (Aksi dan Reaksi)
Jika sebuah benda memberi gaya pada benda lain, maka benda itu akan mempengaruhi benda pertama tadi. Pengaruhnya sama besar, bisa searah atau berlawanan arah.
Dari prinsip tersebut, dapat disimpulkan kalau sebaiknya pemanah bisa mencapai posisi yang paling nyaman untuk mendapatkan keseimbangan ketika otot-ototnya bekerja memberikan gaya.
4. Siklus menembak
a. Set-up
Dalam memanah, tubuh dan peralatan harus diatur dalam posisi sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan bagi pemanah ketika melepaskan anak panah ke arah target. Misalnya: tungkai harus lurus, rileks, berat badan bertumpu pada kedua kaki, kedua kaki dibuka selebar bahu, bahu lurus dengan target. Postur seperti ini cenderung menghilangkan lengkungan pada punggung, meskipun nantinya posisi set-up masing-masing pemanah bisa berbeda tergantung pada kenyamanannya.
Ketika set-up sebaiknya pemanah agak condong sedikit ke arah target, untuk menghindari kecenderungan badan condong ke belakang ketika menarik tali busur.
b. Holding
Posisi ini sangat penting, yaitu ketika pemanah berhenti sejenak untuk mengumpulkan ketegangan, sampai bisa dicapai transfer ketegangan yang dibutuhkan ketika melepaskan anak panah. Biasanya untuk mencapai posisi diam yang krusial ini dibutuhkan waktu kurang lebih empat detik (berdasarkan melihat latihan anak-anak) sampai akhirnya klik, lalu melepaskan anak panah. Posisi ini yang biasanya paling sulit dicapai, karena akan ada berbagai kendala dari tremor, lengan yang kurang lurus, pandangan mata yang kurang tepat ke arah target, dan lain sebagainya. Tapi tentu saja akan bisa dicapai jika dilatih secara kontinyu.
c. Release
Pelepasan anak panah pun membutuhkan teknik lanjutan yang tidak kalah penting. Harus mulus, sebisa mungkin tidak ada sentakan, supaya tidak merusak posisi holding yang sudah dicapai demi mengarah pada target. Release ini pun, akan sedikit berbeda-beda untuk jenis busur yang berbeda juga.
Yaaaaa.. sementara itu dulu rangkuman mengenai olahraga panahan. Karena ini dari sudut pandang emak yang awalnya buta panahan, jadi kalau ada salah-salah pengertian, boleh banget kalau mau dibetulkan.
Referensi bacaan dari segala sumber dan campur aduk dengan melihat latihan anak-anak.